Jurus Main Saham Untuk Investor Pemula

42967

Foto: Investopedia

Anda investor pemula? Umumnya akan bingung bagaimana kiat dan trik jitu untuk menguasai pasar modal khususnya investasi saham. memang sudah ada Manager Investasi sehingga mungkin kita tidak perlu repot-repot memikirkan jual-beli, mana yang sedang hits, potensial, dan ladang cuan (untung). Bisa juga kita belajar mengamati secara otodidak, atau melihat teman kita yang lebih lama berjibaku di pasar modal (trader). Tapi ilmu di lapangan memang tidak cukup. Itu semua tidak cukup mengantar Anda kepada kesuksesan berinvestasi saham. Apalagi jika pemula, bisa saja tertipu atau mendapat harapan palsu. Akhirnya investasi kita tidak maksimal (imbal hasil sangat kecil). Ada pepatah yang mengatakan, “jangan percaya pengamat investasi, keputusan ada di tangan Anda sendiri” itu boleh jadi benar. Diri kitalah yang bisa diandalkan.

Nah, supayamendapat pencerahan, ada baiknya Anda – sebagai investor pemula- mewaspadai hal-hal berikuti ini:

Langsung melompat tinggi

Dasar-dasar investasi teorinya cukup sederhana – beli ketika harga murah dan jual saat harga tinggi. Namun demikian, dalam prakteknya kita harus mengetahui apakah arti harga murah dan harga mahal di pasar, karena semuanya tergantung pada perbedaan bacaan tentang berbagai rasio dan alat ukur. Dalam transaksi apapun, yang dinilai rendah oleh penjual dianggap (cukup) tinggi oleh pembeli. Oleh karena itu berbagai perbedaan kesimpulan bisa dihasilkan dari informasi pasar yang sama. Karena hal itu merupakan sifat alami di pasar,  maka penting untuk terlebih dahulu mempelajari sebelum melompat masuk.

Setidaknya, kita perlu mengetahui ukuran-ukuran dasar seperti nilai buku, hasil dividen, rasio harga terhadap laba (price-earning ratio/P/E) dan sebagainya, dan mengerti bagaimana perhitungannya dan dimana kelemahan utamanya. Sambil belajar, kita bisa melihat bagaimana menghasilkan kesimpulan dengan menggunakan dana virtual di simulator saham. Besar kemungkinan, kita akan menemukan bahwa pasar jauh lebih kompleks daripada yang diekspresikan sejumlah rasio, namun dengan mempelajarinya dan mengujinya pada akun demo akan membantu kita untuk mempelajari level selanjutnya.

Bermain-main dengan saham murahan

Kesan pertama, saham-saham murah terlihat seperti ide yang bagus. Hanya dengan $100, kita bisa mendapatkan lebih banyak saham murah ketimbang saham-saham unggulan yang mungkin berharga $50 per lembar saham. Ketika dua saham yang kita beli naik $1, kita hanya menghasilkan $2. Sedangkan jika 100 saham murah yang kita beli seharga $1 naik $1, uang kita menjadi berlipat ganda. Sayangnya, apa yang ditawarkan oleh saham-saham murah adalah posisi besaran dan potensi keuntungannya harus diukur dengan dihadapkan pada volatilitas yang dihadapi. Saham-saham murah bisa melonjak tinggi. Ini sering terjadi – tapi bisa ambruk dalam sesaat, dan sangat rentan untuk dimanipulasi serta relatif tidak likuid. Mendapatkan informasi yang solid tentang saham-saham murah juga bisa sulit, sehingga membuatnya menjadi pilihan buruk bagi investor yang masih belajar.

Menginvestasikan semua modal ke satu jenis investasi

Menginvestasikan 100 persen modal kita ke pasar tertentu, apakah itu saham, komoditas, valas, atau bahkan obligasi, bukanlah ide yang bagus. Meskipun kita bisa memutuskan untuk membuang konsep diversifikasi dan memindahkan semua modal yang ada ke pasar setelah kita mengenalnya, lebih baik untuk sekali-kali sedikit berisiko. Dengan cara ini, pelajaran yang kita pelajari dijalankan dengan lebih sedikit biaya tapi tetap berharga.

Menaikkan leverage

Memanfaatkan berbagai instrumen keuangan, termasuk menggunakan modal pinjaman untuk meningkatkan hasil investasi (leveraging), hampir sama dengan mengerahkan semua daya ke satu instrumen investasi. Namun juga lebih berbahaya. Menggunakan leverage berarti memperbesar potensi  keuntungan dan juga kerugian pada investasi tertentu. Beberapa bentukleverage, seperti option, memberi batas risiko penurunan atau dapat dikontrol dengan menggunakan perintah pada pasar tertentu, sebagaimana dalam transakasi valuta asing. Belajar mengontrol jumlah modal yang berisiko harus dengan mempraktekkan. Bagi investor yang ingin belajar kontrol, sebaiknya belajar dengan leverage dalam jumlah yang sedikit dulu.

Menginvestasikan dana cadangan

Studi menunjukkan bahwa dana yang ditempatkan di pasar dalam jumlah besar secara keseluruhan mempunyai imbal hasil yang lebih baik ketimbang hanya sedikit-sedikit. Tapi bukan berarti kita bisa berinvestasi ke produk-produk yang tidak likuid. Berinvestasi pada bisnis jangka panjang – apakah kita tipe investor yang cenderung membeli dan menahan atau tipe trader – dan bertahan dalam bisnis itu membutuhkan dana cadangan untuk kondisi darurat dan memanfaatkan peluang. Tentu saja, dana cadangan tidak menghasilkan imbal hasil yang cukup besar, tapi menaruh semua dana kita ke pasar adalah tindakan berisiko. Bahkan investor profesional pun tak akan melakukan itu. Jika kita hanya mempunyai dana sekedarnya untuk diinvestasikan atau hanya mempunyai dana cadangan untuk kondisi darurat, maka secara finansial kita tidak dalam posisi untuk berinvestasi.

Memburu berita

Informasi atau sekedar rumor tentang produk-produk baru revolusioner yang akan diproduksi, sudah cukup untuk menghasilkan keuntungan. Tapi berinvestasi dengan berlandaskan berita yang beredar adalah langkah yang buruk bagi investor pemula. Skenario terbaik dari langkah seperti itu adalah mendapatkan keuntungan dan terus melakukannya hingga skenario itu gagal. Namun skenario terburuk adalah terperangkap karena terlambat masuk (atau berinvestasi dengan berlandaskan rumor yang salah) sehingga harus menunggu, dan menunggu hingga akhirnya harus menyerah. Daripada mengikuti rumor, akan lebih ideal jika investasi pertama diterapkan pada perusahaan yang kita pahami dan mempunyai pengalaman pribadi berhubungan dengan perusahaan itu. Hubungan tersebut akan mempermudah untuk mememanfaatkan waktu dan meriset kebutuhan untuk berinvestasi.

Nah, ingin tahu bagaimana kesimpulannya? Silakan mengunjungi link berikut ini